Aku merasa hampa.
Saat pagi menyapa aku dengan kericuhan suara ringkikan itu.
Menghempaskan sedikit asa yang aku rasa mampu untuk aku genggam sepenuh jiwa.
Aku melampiaskan keegoisan atas nama cinta yang menggebu dalam sanubari.
Hingga tak mampu lagi berdiri menatap lembayung yang biasa menyapaku setiap hari.
Titik nadir mulai menyadarkan aku dari keterpurukanku.
Menyemangatiku berharap ku tak terjatuh lagi.
Meraup sisa-sisa tenaga yang mampu aku kumpulkan untuk esok hari.
Hingga aku meyakini, akan ada masa depan pasti bagi sang pengembara hidup ini.
Tuhan tahu siapa aku.
Tuhan tahu untuk apa aku berdiri disamping nisan itu.
Aku benar-benar sangat terpuruk saat itu, tapi kini aku merangkul asa kita bersama untuk dipangku dihadapanmu kelak.
Sampai bertemu lagi kawan terbaikku.
Aku akan sangat merindukanmu di kehidupan yang sementara ini.
***
Surat Untuk teman, kakak, dan kekasih alam yang indah.
12 November 2005 - 12 November 2009
26 November 2009
Langganan:
Postingan (Atom)